Selasa, 01 September 2015

19 Pertanyaan Ini Membuat Pendeta dan Jemaatnya Masuk Islam di Gereja



PAGI itu, sang pendeta telah berdiri untuk memberikan khotbah. Namun, melihat ada seorang pemuda yang memiliki tanda khusus hadir di gerejanya, sang pendeta menahan khotbahnya.“Aku tidak akan memberikan khotbah kepada kalian, karena diantara kalian ada umatnya Muhammad,” kalimat pertama pendeta itu bagaikan petir di siang bolong. Sebagian jemaat gereja melihat kanan dan kiri, siapa orang yang dimaksud pendeta.“Bagaimana pendeta mengetahuinya?” tanya seorang jema’at.“Karena umat Muhammad memiliki tanda khusus di jidatnya, yakni bekas sujud”Sang pemuda yang dimaksud kemudian berdiri hendak pergi. Namun, tantangan sang pendeta membuat langkahnya terhenti.
Wahai orang muslim, aku akan bertanya kepadamu. Jika kamu bisa menjawab pertanyaanku maka aku akan masuk Islam.
Pertanyaan pertama: Siapakah yang satu dan tidak ada duanya?
Pertanyaan kedua: Apa sesuatu yang dua dan tidak ada ketiganya?
Pertanyaan ketiga: Apa sesuatu yang tiga dan tidak ada keempatnya?
Pertanyaan keempat: Apa sesuatu yang empat dan tidak ada kelimanya?


Pertanyaan kelima: Apa sesuatu yang lima dan tidak ada keenamnya?
Pertanyaan keenam: Apa sesuatu yang enam dan tidak ada ketujuhnya?
Pertanyaan ketujuh: Apa sesuatu yang tujuh dan tidak ada kedelapannya?
Pertanyaan kedelapan: Apa sesuatu yang delapan dan tidak ada kesembilannya?
Pertanyaan kesembilan: Apa sesuatu yang sembilan dan tidak ada kesepuluhnya?
Pertanyaan kesepuluh: Apa sesuatu yang sepuluh dan tidak ada kesebelasnya?
Pertanyaan kesebelas: Apa sesuatu yang sebelas dan tidak ada kedua belasnya?
Pertanyaan kedua belas: Apa sesuatu yang dua belas dan tidak ada ketiga belasnya?
Pertanyaan ketiga belas: Apa sesuatu yang tiga belas dan tidak ada keempat belasnya?
Pertanyaan keempat belas: Siapakah makhluk yang diciptakan Alloh, tetapi Alloh mencelanya?
Pertanyaan kelima belas: Siapakah makhluk yang diciptakan Alloh, tetapi Alloh menganggapnya besar?
Pertanyaan keenam belas: Apa sesuatu yang bisa bernafas padahal tidak memiliki ruh?
Pertanyaan ketujuh belas: Siapakah orang yang dapat berjalan di dalam kuburnya?
Pertanyaan kedelapan belas: Pohon apakah yang terdiri dari 12 dahan, setiap dahannya terdiri dari 30 daun, dan setiap daunnya terdiri dari lima buah?
Pertanyaan kesembilan belas: Apa kunci surga?

”PEMUDA yang di malam harinya bermimpi didatangi seseorang yang menyuruhnya pergi ke gereja untuk membela Nabi itu kemudian menjawab pertanyaan sang pendeta. “Jawaban pertanyaan pertama: Dzat yang satu dan tidak ada duanya adalah Alloh Subhanahu wa Ta’ala.Jwaban pertanyaan kedua: sesuatu yang dua dan tidak ada ketiganya adalah siang dan malam, sebagaimana firman Alloh‘Kami menjadikan siang dan malam sebagai dua tanda’ (QS. Al Isra’ : 12)
Jawaban pertanyaan ketiga: sesuatu yang tiga dan tidak ada keempatnya adalah pertanyaan Nabi Musa kepada tukang sayur.Jawaban pertanyaan keempat: sesuatu yang empat dan tidak ada kelimanya adalah kitab samawi. Yakni Zabur, Taurat, Injil dan Al Qur’an.Jawaban pertanyaan kelima: sesuatu yang lima dan tidak ada keenamnya adalah shalat lima waktu.
Jawaban pertanyaan keenam: sesuatu yang enam dan tidak ada ketujuhnya adalah masa Alloh menciptakan langit dan bumi. Sebagaimana firmanNya: ‘Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan’ (QS. Qaf : 38)”Tiba-tiba sang pendeta menyela, “Mengapa Tuhanmu berkata ‘dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan’?”“Karena orang Yahudi berkeyanikan bahwa Alloh menciptakan langit, bumi dan isinya selama enam hari. Kemudian Alloh kelelahan dan beristirahat di hari yang ketujuh. Oleh karena itu Alloh berfirman‘dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan’
Jawaban pertanyaan ketujuh: sesuatu yang tujuh dan tidak ada kedelapannya adalah langit. ‘Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh menciptakan tujuh langit yang bertingkat-tingkat? (QS. Nuh : 15)
Jawaban pertanyaan kedelapan: sesuatu yang delapan dan tidak ada kesembilannya adalah mereka yang memikul arsy. Sebagaimana firman Alloh, ‘Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit, dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di atas kepala mereka’ (QS. Al Haqqah : 17)
Jawaban pertanyaan kesembilan: sesuatu yang sembilan dan tidak ada kesepuluhnya adalah mukjizat Nabi Musa. Sebagaimana firman Alloh ’Dan sesungguhnya Kami telah memberikan sembilan mukjizat yang nyata kepada Musa’ (QS. Al Isra’ : 101)
Jawaban pertanyaan kesepuluh: sesuatu yang sepuluh dan tidak ada kesebelasnya adalah pahala orang yang melakukan kebaikan. Dia akan mendapatkan sepuluh kebaikan
JAWABAN kesebelas: sesuatu yang sebelas dan tidak ada kedua belasnya adalah saudara-saudara Nabi Musa.Jawaban pertanyaan kedua belas: sesuatu yang dua belas dan tidak ada ketiga belasnya adalah terpecahnya batu.
Jawaban pertanyaan ketiga belas: sesuatu yang tiga belas dan tidak ada keempat belasnya adalah saudara-saudara Nabi Yusuf dan kedua orang tuanya.
Jawaban pertanyaan keempat belas: makhluk yang diciptakan Alloh, tetapi Alloh mencelanya adalah suara keledai.’Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai’ (QS. Luqman : 19)
Jawaban pertanyaan kelima belas: makhluk yang diciptakan Alloh, tetapi Alloh menyebutnya besar adalah tipu daya wanita. ‘Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar’ (QS. Yusuf : 28)

Jawaban pertanyaan keenam belas: sesuatu yang bisa bernafas padahal tidak memiliki ruh adalah waktu Subuh. ’Dan demi Subuh apabila fajarnya mulai bernafas’ (QS. At Takwir : 18)
Jawaban pertanyaan ketujuh belas: orang yang dapat berjalan di dalam kuburnya adalah Nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan.Jawaban pertanyaan kedelapan belas: Pohon yang terdiri dari 12 dahan, setiap dahannya terdiri dari 30 daun, dan setiap daunnya terdiri dari lima buah adalah tahun. Setahun ada 12 bulan. Sebulan ada 30 hari. Sehari ada lima waktu shalat.Jawaban pertanyaan kesembilan belas: kunci surga adalah Laa ilaaha illAlloh, Muhammad rasulullah.Mendengar jawaban ini, sang pendeta kemudian masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kemudian para jemaatnya juga masuk Islam di hari itu juga, di gereja yang sama. Dan nama pemuda yang menjadi perantara keislaman mereka adalah Abu Yazid Bastami.
[Disarikan Abu Nida dari Qashashush Shaalihiin, karya Guru Besar Universitas Al Azhar Dr Mustafa Murad Qashashush Shaalihiin]

Makna Kesuksesan

Jika kita ditanya, apakah anda ingin sukses? Tentu dengan tegas kita akan menjawab : “saya ingin sukses!, bahkan sangat ingin sekali sukses”. Begitu pula jika kita bertanya kepada orang lain. Coba kita tanya suami, saudara, tetangga atau siapa saja orang yang kita temui. Apakah mereka juga menginginkan kesuksesan sama seperti kita yang menginginkannya? Hampir dapat dipastikan mereka semua akan memberikan jawaban yang sama, yaitu meraka pun ingin sukses. Tidak ada seorangpun yang menginginkan sebaliknya. Tak akan ada orang yang menginginkan kegagalan dalam hidupnya. Bahkan orang yang sekarang sudah sukses pun seringkali ingin menjadi lebih sukses lagi. Pendek kata, kesuksesan adalah harapan semua orang. Sehingga kita bisa melihat, begitu banyak orang yang mengejar kesuksesan. Mereka rela mengeluarkan tenaga dan pikiran. Tak sedikit yang mengorbankan  waktu mereka dan juga pengorbanan lainnya. Semua itu dilakukan hanya untuk mengejar apa yang dinamakan kesuksesan.
Lantas apa sih sebenarnya makna kesuksesan itu. Sampai-sampai begitu banyak orang yang mengiginkannya bahkan rela berkorban untuk mendapatkannya? Kemudian apa batasannya sehingga seseorang dapat dikatakan sukses? Jika pertanyaannya seperti ini, maka masing-masing orang akan mempunya jawaban yang berbeda satu sama lain. Misal, seorang anak SMA yang mengikuti tes masuk sebuah perguruan tinggi, bisa saja ia dikatakan sukses jika ia benar-benar berhasil masuk ke perguruan tinggi tersebut. Berbeda dengan seorang pegawai. Mereka bisa saja dikatakan sukses jika berhasil mendapatkan gaji besar serta posisi enak di tempat kerjanya. Lain halnya dengan seorang artis, penyanyi, entertainer  atau apalah sebutannya, mungkin baru dikatakan sukses jika album yang mereka buat terjual hingga ribuan copy di masyarakat. Kemudian mereka mendapat banyak penghargaan, sanjungan, dan pujian dari sana-sini.
Begitupun bagi seorang pengusaha, pejabat atau lainnya. Ukuran kesuksesan mereka tentu berbeda satu dengan lainnya. Dari sini jelaslah bahwa arti kesuksesan itu mungkin berbeda-beda untuk setiaap orang.  Walaupun begitu, kita tetap bisa mendefinisikan arti sukses secara umum, dimana yang dimaksud sukses adalah berhasil mendapatkan/mencapai apa yang dinginkan atau dicita-citakan
Sehingga bagi seseorang yang bercita-cita dapat masuk ke perguruan tinggi ternama, mungkin ia akan merasa sukses jika ia benar-benar dapat masuk ke perguruan tinggi tersebut. Bagi seseorang yang bercita-cita ingin jadi artis penyanyi, bintang film, atau entertainer. Mungkin ia akan merasa sukses jika ia telah benar-benar berhasil menerbitkan album, atau membintangi sebuah film. Bagi orang yang bercita-cita ingin menjadi pejabat, memiliki mobil mewah, memiliki rumah mewah, atau bercita-cita menjadi pengusaha. Mungkin mereka akan merasa sukses jika telah benar-benar dapat mewujudkan semua yang dicita-citakannya. Inilah mungkin makna sukses yang difahami oleh kebanyakan orang. Mereka memahami pula bahwa kesuksesan akan membawa kepada kebahagiaan. Sementara ketidak suksesan atau kegagalan akan menghasilkan ketidak bahagia atau bahkan kesengsaraan.
Makna kesuksesan yang seperti ini, sebenarnya lahir dari pemahaman serba materi atau materialistis yang memang saat ini telah menguasai kehidupan kita. Materi telah dijadikan alat ukur satu-satunya dalam menentukan sukses tidaknya seseorang. Sehingga jika ada seseorang yang taat beragama, jujur, dan juga amanah. Hanya karena  pekerjaannya serabutan, rumahnya pun mengontrak (kontraktor), kemana-mana hanya jalan kaki atau paling banter naik sepeda, tidak dipandang sukses di mata masyarakat. Tapi sebaliknya, seseorang yang punya mobil mewah, rumah gedong, pekerjaan yang terhormat bahkan terkenal diseantero negeri, masyarakat memandangnya sebagai orang sukses. Padahal bisa jadi mereka mendapatkan semua itu dengan mengesampingkan agama, mengorbankan kejujuran, harga diri, bahkan bertindak semena-mena. Maka dari contoh ini, nampaklah bahwa pandangan hidup seseorang akan mempengaruhi pula pandangannya mengenai arti kesuksesan. Oleh karena itu pandangan seorang muslim  terhadap kesuksesan ini haruslah didasarkan kepada pandangan hidupnya sebagai seorang muslim, yakni akidah Islam.
Dalam hal kesuksesan dan kebahagiaan ini, Islam memiliki definisi dan batasan yang amat  jelas yang semestinya diyakini oleh seorang muslim. Dimana menurut Islam, seseorang dapat dikatakan sukses, bukan karena harta yang berhasil ia kumpulkan. Bukan karena jabatan yang berhasil ia duduki. Begitu pula bukan karena rumah mewah, mobil mewah beserta segala isinya yang ia miliki, dan bukan pula karena berbagai bentuk materi duniawi yang mampu ia kumpulkan di dunia ini. Semua itu, tidak pernah sedikitpun disebut-sebut di dalam Islam agar seseorang disebut sukses. Satu-satunya kesuksesan hakiki menurut Islam yang seharusnya kita raih, adalah ketika kita berhasil mendapatkan keridhoan Allah  dan berhasil memasuki surganya Allah SWT. Hal ini disebutkan di dalam  firman Allah SWT :
 أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  (at-taubah:89)
“Allah telah menyediakan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (al-maidah:119)
 ”Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar.”
Keberuntungan yang paling besar sebagaimana disebutkan dalam ayat tadi, adalah kesuksesan sesungguhnya yang layak diperjuangkan oleh seorang manusia khususnya seorang muslim.
Maka bagi seorang muslim yang menginginkan kesuksesan, haruslah menjadikan keridhoan Allah SWT sebagai target utama dalam kehidupannya. Memang tidak ada salahnya jika ia menginginkan pencapaian-pencapaian yang bersifat materi. Memiliki rumah mewah, memiliki kendaraan lebih dari satu, tidaklah terlarang bagi seorang muslim. Begitu pula tidaklah berdosa ketika seorang muslim ingin menjadi pengusaha, pejabat negara, atau kedudukan-kedudukan tinggi lainnya. Asalkan semua itu, tidak memalingkannya dari usaha untuk mencapai target tertinggi kehidupannya, yakni meraih keridhoan Allah SWT.  Dan memang Islam juga telah memberikan panduan yang jelas bagaimana agar kita bisa mencapai target tertinggi tersebut.
Hanya saja, meskipun Islam telah menjelaskan makna dari kesuksesan dan kebahagiaan serta telah  memberikan panduan kesuksesan itu, tetapi pada kenyataannya tetap saja banyak manusia yang memilih jalan lainnya. Sehingga keadaan mereka di dunia ini pun menjadi beragam. Seorang ulama pernah mengelompokan keadaan manusia dalam hubungannya dengan kesuksesan atau kebahagiaan ini menjadi empat golongan :
  1. سعيد فى الدنيا وسقى فى الأخرة  Pertama, orang yang bahagia/sukses di dunia tapi celaka di akhirat. Orang seperti ini banyak kita temukan dalam kehidupan kita. Di dunia dia kaya, punya rumah mewah, mobil mewah, istri cantik atau suami tampan. Dia punya jabatan dan dikenal banyak orang. Akan tetapi semuanya didapatkan dengan jalan menghalalkan segala cara. Dia tinggalkan aturan agama, dia kesampingkan syariat Allah bahkan kekayaan yang dimilikinya itu semakin membuatnya lupa akan tujuan dirinya diciptakan, yakni untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Orang seperti ini menjadikan hidupnya hanya untuk mengejar kekayaan dunia. Bahkan seringkali mereka pun menghalang-halangi dan memusuhi para penyeru kepada jalan kebaikan. Maka orang yang terlalu mencintai kehidupan dunia dan lupa akhirat sesungguhnya dia akan celaka di akhirat.
  2. سقى فى الدنيا وسعيد فى الأخرة Kedua, orang yang celaka di dunia namun bahagia di akhirat. Celaka disini maksudnya ketika di dunia dia miskin dan hidup serba pas-pasan tetapi kemiskinanya itu tidak membuatnya gelap mata hingga meninggalkan aturan Allah SWT. Seluruh perintah dan kewajiban dari Allah tetap ia kerjakan. Begitu pula dengan larangan dan yang diharamkan-Nya, senantiasa ia jauhi. Maka orang seperti ini, meskipun di dunia terlihat tidak sukses di mata masyarakat, akan tetapi di akhirat kelak akan digolongkan sebagai orang yang sukses dan bahagia  اولئك هم الفاءزون
  3. سقى فى الدنيا وسقى فى الأخرة Ketiga, orang yang celaka di dunia dan di akhirat. Golongan yang ketiga ini, adalah yang paling merugi. Sudahlah miskin di dunia, rumah ngontrak, pekerjaan tidak punya, segala sesuatunya serba kurang ditambah lagi ia tidak mau melaksanakan aturan dan hukum-hukum Allah SWT. Dia membangkang kepada Allah, dia tidak mau beribadah, kewajiban dia tinggalkan, malah sebaliknya dia malah mengerjakan larangan-larang Allah SWT. Pendek kata, ia menjalani hidup ini sekehendak hati dan nafsunya belaka. Naudzubillah tsumma naudzubillah minzalik.  Orang seperti ini banyak kita temukan disekitar kita bahkan kita sering melihat orang seperti ini ada juga yang  sombong. Ya Allah … Ya Karim … kalau orang kaya tapi sombong itu wajar tapi kalau orang yang semacam ini apa yang mau disombongkan?
  4. سعيد فى الدنيا وسعيد فى الأخرة  Keempat, orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Nah ,,,, inilah idaman setiap insan, ketika di dunia dia mempunyai harta banyak, hidup serba berkecukupan, keluarga yang bahagia terlebih lagi punya anak-anak yang sholeh. Dia dengan kekayaannya tidak lupa untuk selalu beribadah kepada Allah dan senantiasa berbuat kebaikan, contohnya memberi sedekah pada orang miskin dan anak yatim karena dia tahu bahwa harta yang dia peroleh terdapat hak orang lain. Orang semacam inilah yang akan menjadi penghuni surga kelak. Semoga kita bisa menjadi manusia yang seperti ini ,,, Amin ya Rabbal Alamin ,,,
Dari keempat kelompok manusia tadi, mungkin yang terakhir inilah kelompok yang paling ideal. Kalau pun kita tidak berhasil menjadi kelompok yang ke empat ini, paling tidak kita mengusahakan untuk menjadi kelompokyang jedua. Yakni yang meskipun di dunia tidak begitu berhasil. Kita tidak bisa kaya, tidak bisa punya rumah mewah, ataupun kendaraan serta jenis kekayaan lainnya. Tapi jangan sampai kita tidak mendapatkan kesuksesan di akhirat kelak.
Dari sini jelaslah bahwa kesuksesan hakiki menurut Islam adalah kesuksesan nanti di akhirat. Adapun kesuksesan hidup di dunia ini hanyalah kesuskesan semu saja. Karena sesungguhnya, apa yang kita dapatkan di dunia ini, kekayaan yang kita kumpulkan, kedudukan yang kita raih, dan semua pencapaian duniawi kita akan kita tinggalkan begitu saja ketika kita mati nanti. Maka nasib kita  sesungguhnya adalah keadaan kita nanti di akhirat. Apakah kita bisa sukses di sana atau sebaliknya.

Bandar Kalimaya Banten

Agen Kalimaya Banten