Senin, 17 Desember 2012

Dunia Dan Akhirat

1. Sesungguhnya perumpamaan dunia adalah seperti ular, lembek bila disentuh, tetapi racunnya sangat membunuh. Anak kecil yang tidak mengerti suka sekali menyentuhnya, sedangkan orang yang cerdik lagi pandai akan berhati-hati terhadapnya. Oleh karena itu, berpalinglah dari apa yang menakjubkanmu di dunia ini, karena hanya sedikit darinya yang bersahabat denganmu.
2. Hati-hatilah terhadap dunia yang menipu dan memperdayakan ini. Ia telah terhias dengan perhiasannya, membujuk dengan tipu daya, dan menyesatkan dengan harapan-harapannya. Dunia bersolek bagi para peminangnya sehingga ia seperti pengantin wanita yang dipertontonkan, lalu setiap mata memandanginya, jiwa tergila-gila dan hatipun berhasrat kepadanya.
3. Dunia ini adalah negeri yang sekedar dilewati menuju negeri yang abadi, yakni negeri Akhirat. Sedangkan manusia di dunia ada 2 (dua) golongan. Pertama, orang yang mencari dunia, sehingga kematian akan mencarinya dan mengeluarkannya dari dunia. Kedua, orang yang mencari akhirat, maka dunia akan mencarinya sehingga dia akan mendapatkan rezekinya dari dunia ini secara sempurna.
4. Wahai manusia, sesungguhnya dunia adalah negeri yang sekedar dilalui, sedangkan akhirat adalah tempat kediaman yang abadi. Oleh karena itu, ambillah dari tempat yang kalian lewati ini (sebagai bekal) untuk tempat kediaman kalian (yang abadi).
5. Dunia adalah kendaraannya seorang Mukmin, yang dengannya dia berangkat menuju Thannya. Maka, perbaikilah kendaraan kalian, niscaya ia akan menyampaikanmu kepada Tuhan kalian.
6. Ketahuilah, sesungguhnya dunia yang kalian harapkan dan kalian sukai, yang karenanya kalian menjadi marah dan karenanya pula kalian menjadi puas, bukanlah negeri kalian, bukan tempat tinggal kalian yang kalian diciptakan untuknya, dan bukan pula yang kalian diseru kepadanya. Oleh karenanya, janganlah kalian berlomba-lomba dalam kemuliaan dunia dan kebanggaannya. Jangan terpesona dengan perhiasannya dan kesenang-annya. Dan jangan pula bersedih dengan musibah dan kesengsaraannya. Sebab,
kemuliaan dan kebanggaannya terputus, perhiasannya akan sirna, serta musibah dan kesengsaraannya akan hilang. Yang berhak menyandang nama “kebahagiaan” (yang sebenarnya) adalah kebahagiaan akhirat, dan ia ada empat macam: keabadian tanpa ada kemusnahan, ilmu tanpa kebodohan, kemampuan tanpa kelemahan dan kekayaan tanpa kefakiran.
7. Sesungguhnya orang cenderung senang jika memperoleh apa yang tidak terlewatkan darinya dan bersedih akan sesuatu yang terlewatkan darinya yang tidak diperolehnya. Maka, jika dapat kepadamu sesuatu dari dunia, janganlah engkau terlalu bahagia. Dan jika tidak mendapatkan sesuatu dari dunia itu, janganlah engkau terlalu bersedih karenanya. Hendaknya yang menjadi perhatian utamamu adalah apa yang akan terjadi setelah kematian.
(Seri Kata-Kata Mutiara Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib as)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bandar Kalimaya Banten

Agen Kalimaya Banten