Senin, 17 Desember 2012

Dunia Dan Akhirat

1. Sesungguhnya perumpamaan dunia adalah seperti ular, lembek bila disentuh, tetapi racunnya sangat membunuh. Anak kecil yang tidak mengerti suka sekali menyentuhnya, sedangkan orang yang cerdik lagi pandai akan berhati-hati terhadapnya. Oleh karena itu, berpalinglah dari apa yang menakjubkanmu di dunia ini, karena hanya sedikit darinya yang bersahabat denganmu.
2. Hati-hatilah terhadap dunia yang menipu dan memperdayakan ini. Ia telah terhias dengan perhiasannya, membujuk dengan tipu daya, dan menyesatkan dengan harapan-harapannya. Dunia bersolek bagi para peminangnya sehingga ia seperti pengantin wanita yang dipertontonkan, lalu setiap mata memandanginya, jiwa tergila-gila dan hatipun berhasrat kepadanya.
3. Dunia ini adalah negeri yang sekedar dilewati menuju negeri yang abadi, yakni negeri Akhirat. Sedangkan manusia di dunia ada 2 (dua) golongan. Pertama, orang yang mencari dunia, sehingga kematian akan mencarinya dan mengeluarkannya dari dunia. Kedua, orang yang mencari akhirat, maka dunia akan mencarinya sehingga dia akan mendapatkan rezekinya dari dunia ini secara sempurna.
4. Wahai manusia, sesungguhnya dunia adalah negeri yang sekedar dilalui, sedangkan akhirat adalah tempat kediaman yang abadi. Oleh karena itu, ambillah dari tempat yang kalian lewati ini (sebagai bekal) untuk tempat kediaman kalian (yang abadi).
5. Dunia adalah kendaraannya seorang Mukmin, yang dengannya dia berangkat menuju Thannya. Maka, perbaikilah kendaraan kalian, niscaya ia akan menyampaikanmu kepada Tuhan kalian.
6. Ketahuilah, sesungguhnya dunia yang kalian harapkan dan kalian sukai, yang karenanya kalian menjadi marah dan karenanya pula kalian menjadi puas, bukanlah negeri kalian, bukan tempat tinggal kalian yang kalian diciptakan untuknya, dan bukan pula yang kalian diseru kepadanya. Oleh karenanya, janganlah kalian berlomba-lomba dalam kemuliaan dunia dan kebanggaannya. Jangan terpesona dengan perhiasannya dan kesenang-annya. Dan jangan pula bersedih dengan musibah dan kesengsaraannya. Sebab,
kemuliaan dan kebanggaannya terputus, perhiasannya akan sirna, serta musibah dan kesengsaraannya akan hilang. Yang berhak menyandang nama “kebahagiaan” (yang sebenarnya) adalah kebahagiaan akhirat, dan ia ada empat macam: keabadian tanpa ada kemusnahan, ilmu tanpa kebodohan, kemampuan tanpa kelemahan dan kekayaan tanpa kefakiran.
7. Sesungguhnya orang cenderung senang jika memperoleh apa yang tidak terlewatkan darinya dan bersedih akan sesuatu yang terlewatkan darinya yang tidak diperolehnya. Maka, jika dapat kepadamu sesuatu dari dunia, janganlah engkau terlalu bahagia. Dan jika tidak mendapatkan sesuatu dari dunia itu, janganlah engkau terlalu bersedih karenanya. Hendaknya yang menjadi perhatian utamamu adalah apa yang akan terjadi setelah kematian.
(Seri Kata-Kata Mutiara Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib as)

6 Kekuatan Utama Manusia




Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, dengan kemampuan otaknya manusia mampu terbang bahkan pergi ke bulan, sesuatu yang bahkan tidak pernah dibayangkan oleh manusia jaman dulu. tapi tahukah kalau sebenarnya kita masih memiliki potensi lain yang jauh lebih besar dari sekedar pergi ke bulan. manusia memiliki kekuatan lain yang seringkali bahkan tidak kita sadari. kita lihat apa saja itu.

.1 Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan ini, setiap kita harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Setiap kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.

2. Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.

3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.

4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.

5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.

6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.

Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.

Minggu, 02 Desember 2012

Cara Al-Qur'an Mengajak Berfikir

Salah satu sisi menarik kandungan Al-Qur’an adalah keterkaitan dengan masalah psikologi dan karakter manusia.
Yaitu, bagaimana cara Al-Qur’an mengajak manusia untuk berpikir.
Ada banyak jalan di dalam Al-Qur’an yang membuka pemikiran, sehingga manusia mau menggunakan akal sesuai dengan fungsinya untuk berpikir.
Secara eksplisit atau dalam istilah ‘Ulumul Qur’an disebut mantuq (makna yang tampak jelas menempel pada lafal), Al-Qur’an menggunakan kata-kata afala ta'qilun, afala tadzakkarun, afala tatadabbarun, afala tatafakkrun yang berarti "apakah kalian tidak berpikir?", pada banyak ayatnya. Intinya merangsang manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya.
Namun tidak jarang Al-Qur’an menggunakan perumpamaan atau kisah yang secara implisit mengajak manusia untuk berpikir.



*****
Misalnya ketika Allah SWT menjelaskan kepada manusia bahwa sedekah yang dikeluarkan karena riya, tidak ikhlas dan menyakiti orang yang menerimanya, tidak akan membuahkan pahala sesuatupun.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian”.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah , kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak berdebu)...". (QS.2. Al Baqarah 264).

Al-Qur’an mendeskripsikan kondisi sebuah lempengan batu yang tertutup lapisan pasir tipis. Sekilas, jika tidak dicermati, tanah itu tanah yang subur.

Begitu juga dengan sedekah yang disertai dengan menyebut-nyebut dan menyakiti, manusia akan menyangka sedekah tersebut diterima, padahal sebenarnya tidak membuahkan pahala sedikitpun seperti halnya lapisan pasir dan tanah yang disapu guyuran hujan.

*****
Contoh lain, ketika Allah SWT "mengilustrasikan" tuhan-tuhan yang disembah selain Dia dan menegaskan lemahnya kekuatan mereka, Allah menjelaskannya dalam untaian kalimat perumpamaan yang menusuk hati.

QS.29. Al-Ankabut 41: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."

Pemakaian kata laba-laba sebagai musyabbah bihi (kata yang menjadi perumpamaan), dan pekerjaan membuat sarang sebagai wajhus syabh (sisi atau sifat yang sama, yaitu lemah), sangatlah beralasan.

Allah mentafsirkan orang-orang yang mempersekutukanNya ibarat laba-laba. Capek-capek ia buat, ternyata sangat lemah dan rapuh. Dengan hanya sekali tiup, terbang serta rusaklah rumah laba-laba itu.

*****
QS.7. Al-A'raf 40: "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapNya, sekalikali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak pula mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum".

Ayat-ayat itu menggambarkan sebuah perumpamaan yang sekilas kelihatan remeh namun bisa membuat hati bergetar.

Betapa tidak?

Allah mengganjar orang-orang yang mendustakan ayat-ayatNya dan menyombongkan diri terhadapNya dengan tidak masuk surga selama unta tidak bisa masuk ke lubang jarum. Artinya, mereka tidak mungkin masuk surga selama-lamanya.

*****
QS.14. Ibrahim 18: "Orang-orang yang kafir terhadap Tuhannya, amal-amal mereka seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia)...".

Dari ayat tersebut, tergambar jelas bagaimana jika amal perbuatan tidak dilandasi dengan iman, sekalipun perbuatan itu baik di mata agama dan masyarakat maka akhirnya seperti debu yang ditiup angin yang kencang, berhamburan dan tercerai berai ke segala penjuru dan tidak akan pernah berkumpul kembali.

****************
Kadangkala Allah menggunakan kata-kata tertentu yang jika diucapkan secara jahr, memunculkan gambaran tentang keadaan dan situasi tentang materi yang. dimaksud.

*****
Misalnya, ketika Allah SWT menjelaskan tentang was-was dalam QS.114. An Nas 1 – 6, Dia memilih kata-kata yang menjadi akhir ayat dengan huruf yang secara dominan menjadi penyusun kata waswas itu sendiri yaitu huruf sin.

Ketika dibaca dan dilafalkan ayat demi ayat secara berurutan (washal) sampai akhir surat, seakan-akan terjadi pengucapan secara berulang-ulang pada kata was-was dan mengandung penekanan makna dari kata tersebut.

Begitu pula dengan kata-kata yang Allah SWT pilih sebagai sinonim hari kiamat. Dari segi pengucapannya, sangatlah berat seakan-akan menggambarkan kondisi hari kiamat yang juga bisa jadi lebih berat.

Dalam hal ini kata-kata As-Shaakhah dan At Thaammah perlu dicermati. Jika diamati dari sisi ilmu tajwid, kedua kata tersebut terdapat bacaan mad lazim Mutsaqqal kilmi, karena setelah huruf mad terdapat taysdid. Artinya dalam pengucapannya ada penekanan yang berat (mutsaqqal).

*****
Demikian pula, pada pemilihan kata-kata "Yasysyaqqaqd', QS.2. Al Baqarah 74: "...Dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari batu tersebut..."

Dengan hanya melafalkan ayat itu, tergambar jelas dahsyatnya air yang muncrat dari pecahan batu tersebut. Dalam makhanjul huruf (tempat keluarnya huruf), huruf syin keluar dari tengah lidah dan langit atas.

Selain itu, Syin juga mempunyai sifat tafassyi yang artinya menyebar. Yaitu, menyebarnya udara ke seluruh mulut ketika mengucapkan huruf syin, seperti tersebarnya percikan air ke segala penjuru ketika keluar pertama kalinya.

Perlu juga dicermati penggunaan kata "Yassha'add pada QS.6 Al-An'am 125: " Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah dia lagi mendaki langit..".

Ketika ayat itu dibaca sampai pada kata Yassha'adu, dari sisi bunyi atau lafal seolah-olah tersedak atau tercekik.

*****
Wajar, karena pada kata tersebut, terdapat dua huruf isti'la, artinya lidah terangkat , sehingga terkesan berat ketika mengucapkan huruf tersebut.

Menariknya, huruf shad dan 'ain ditasydid, kalau diuraikan dan dijumlahkan ada 4 huruf isti'la, 2 shad dan 2 'ain.

Kondisi yang sama akan dialami jika seseorang naik ke langit dan mencapai ketinggian tertentu dimana tidak ada oksigen.

Dengan kata lain, dengan membunyikan ayat Al-Qur’an, sudah dapat ditangkap makna yang dikandungnya, subhanallah....

****************
Cara yang lain yang juga dipakai Al-Qur’an adalah dengan melontarkan pertanyaan oratoris.
Yaitu, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Misalnya QS.6 Al-An'am 46 dan 47:
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikan kepadamu? Perhatikanlah bagaimana kami berkali-kali memperlihatkan tandatanda kebesaran (kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)."

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang dzalim?"

Pertanyaan yang terdapat pada ayat itu sangat menggelitik dan membuat manusia berpikir. Ilmu kedokteran modern dengan didukung teknologi yang canggih pun tidak akan sanggup membuat mata dan telinga menyamai ciptaan Allah yang asli baik secara bentuk maupun fungsi, apalagi membuat organ dalam manusia.

Jujur, terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, pada dasarnya mereka tidak menggunakan akal pikiran mereka, kalaupun mereka memakainya, mereka mengingkari akal dan hati mereka sendiri.

Wajar, jika Allah menggunakan kata kafir untuk menyebut orang yang semacam ini, karena secara bahasa kafir adalah mengubur, menanam, menutup.

Mereka mengubur dan menanam dalam-dalam apa yang dikatakan oleh akal dan hati mereka karena kesombongan dan nafsu mereka.

Sabtu, 01 Desember 2012

PEMBAHASAN BISMILAH DENGAN PENDEKATAN ILMU NAHWU

بسم الله الرحمن الرحيم

perlu diketahui terlebih dahullu bahwa ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas aturan bahasa arab, sehingga dikatakan (الصرف ام العلوم والنحو ابوها) ilmu nawu itu adalah bapaknya ilmu, sedangkan ilmu sharaf adalah induknya ilmu, karena dalam bahasa arab ilmu tersebut adalah modal untuk mempelajari ilmu yang lainya yang berbahasa arab pula. adapun perbedaan antara ilmu nahwu dan ilmu sharaf yaitu: ilmu nahwu sebagai ilmu yang akan mengetahui perubahan akhirnya kalimah, sedangkan ilmu sharaf mengetahui awal dan tengahnya kalimah dalam bahasa arab.
sebelum membahas tentang kalam menurut ilmu nahwu, disini saya akan membahas bismilah terlebih dahulu dengan pendekatan ilmu nahwu, karena kata 'ulama 
(ينبغي لكل شارع في فن من الفنون أن يتكلم على البسملة بطرف مما يناسبها ليحصل أربع قواعد الأول وفاء الحق الفن والثاني وفاء الحق البسملة والثالث لأن لا يعود قصورا او تقصيرا والرابع لأن يعود البركة البسملة إلى فن المشروع فيه)
maksudnya : alangkah baiknya sebelum kita membahas suatu materi atau suatu ilmu, baik itu ilmu fiqih, ushul fiqih, shorof, mantiq, balaghoh, tauhid, hadist  ilmu nahwu dan sebagainya, dianjurkan terlebih dahulu untuk membahas bismilah dengan pendekatal ilmu yang bersangkutan, alasanya agar mendapatkan empat faidah:
a. memenuhi hak pan (jenis ilmu) yang akan dikaji
b. memenuhi haknya bismilah
c. agar tidak termasuk orang yang sembarangan
d. agar kena/tertuju berkahnya bismilah terhadap ilmu bersangkutan
sebagaimana dikatakan oleh syaikh sulaiman jamaludin dalam bahasa arab :
من شرع في فن لا يتكلم على البسملة فهو عبث ومن تركها فهو تقصير
(barangsiapa belajar suatu jenis ilmu tanpa mengupas bismilah terlebih dahulu maka dialah orang yang bercanda atau tidak serius dalam bahasa sunda hehereyan, dan barang siapa yang meninggalkan pembahasan bismilah maka dialah orang yang sembarangan terhadap ilmu dalam bahasa sunda gagabah)


Bahasan Bismilah Dengan Pendekatan Ilmu Nahwu

Disini saya insya allah akan sedikit membahas bismilah dengan pendekatan ilmu nahwu, adapun tatacara pembahasanya seperti berikut:
وكيفية تكلم بسملة بطرف مما يناسبها بإعتبار التعلق علم النحو على البسملة. ويتعلق علم النحو على البسملة في خمسة مواضع
bahasan bismilah dengan pendekatan ilmu nahwu adalah dengan cara  meneliti dan mengamati ta'aluqnya ilmu nahwu terhadap bismilah, adapun ta'aluq (hubungan) ilmu nahwu dengan bismilah sebagai berikut:


a. Muta'alaq Bismilah
lafazd بسم الله الرحمن الرحيم itu termasuk tarkib naqis, karena hanya ter diri dari tarkib idofi yaitu بسم الله dan tarkib tausifi yaitu الرحمن الرحيم. tarkib nakis dalam bahasa indonesia berarti susunan kalimatnya belum sempurna, oleh karena susunan bismilah itu belum sempurna maka untuk menyempurnakanya harus mempunyai muta'alaq. adapun muta'alaq untuk menyempurnakan susunan bismilah itu bisa dengan fi'il bisa juga dengan syibhul fi'li atau yang serupa dengan fi'il. sebagaimana disebutkan dalam qayidah:
وعلق الظرف وما ضهاء ### بالفعل أو ما يستوي معناه
Mta'alaq bismilah menurut kufiyun/orang kufah harus dengan fi'il dengan argumen (الأصل في العمل أن يكون فعلا) artinya: asal poko pekerjaan/amal adalah fi'il. adapun pendapat lain yang mengharuskan muta'alak bismilah dengan menggunakan kalimah isim, faham ini adalah fahamnya 'ulama basrah, mereka juga mempunyai argumen bahwa (الأصل في الكلام أن يكون إسمًا) artinya: asal pokok dalam pembicaraan adalah isim. Jadi,untk kita bolh memilh mana saja, karena keduapun punya dalil..Sebgimana keterngan إن كان مدعيا فبالدليل وأن كان معلللا فبحجة tapi yang lebih mu'tamad dlm mslh muta'alaq yaitu basmallah menurut qoul kuffah ( dgn fi'il ) Sbb mnrt ket *li annal fi'la yufiidu tajaddudan wali annal isma yufiidu dawaaman* Apa sbbnya lafadl U'alifu dsbut dgn fi'il khoos ?*Limunaasabati limaa bada'a bilbasmallati* Apa sebbnya fi'il khoos didahulukan dari fi'il aam ?. *liriaayati haqqo khushuushiyyatul maqoom...* 
alhasil: muta'alaq bismilah dengan menggunakan fi'il  dan syibhul fi'li (yang serupa dengan fi'il) baik yang khos (bersifat khusus) ataupun yang 'aam (bersifat umum) ada tujuh jalan.


Contoh muta'alaq didahulukan dengan Menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat khusus ada tujuh seperti berikut:
  • Fi'il khos taqdirnya: أألف بسم الله الرحمن الرحيم 
  • Hal yang keluar dari fi'ilnya faa'il, wataqdir أألف مستعينا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Masdarnya fi'il, wataqdir أالف تأليفا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari faa'ilnya masdar, wataqdir أألف تأليفا متباركا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Isim faa'il yang keluar dari fi'il, wataqdir أنا مؤلف بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari isim faa'il, wataqdir أنا مؤلف متباؤكا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Jumlah ismiah dengan mubtada yang keluar dari fi'il, wataqdir تأليفي حامل بسم الله الرحمن الرحيم


Berikut adalah Tujuh Contoh muta'alaq didahulukan dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat 'aam/umum:
  • Fi'il 'aam, taqdirnya: أبتدء بسم الله الرحمن الرحيم 
  • Hal yang keluar dari fi'ilnya faa'il, wataqdir أبتدء مستعينا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Masdarnya fi'il, wataqdir أالف تأليفا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari faa'ilnya masdar, wataqdir أبتدء إبتداءً متباركا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Isim faa'il yang keluar dari fi'il, wataqdir أنا مبتدء بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari isim faa'il, wataqdir أنا مبتدء متباؤكا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Jumlah ismiah dengan mubtada yang keluar dari fi'il, wataqdir إبتدائي حامل بسم الله الرحمن الرحيم
Muta'alaq bismilah di atas adalah muta'alak yang ditaqdim (muta'alaq terletak sebelum kalimat bismilah) karena ada dalil/ilat dalam alquran yaitu اقرأ بسم ربك الذي خلق, adpun faidah muta'alak ditaqdim yaitu لرعية المقام العمل الذي هوالمقدم في الأصل artinya menjaga tempat 'amal yang pada dasarnya muta'alaq bismilah adalah didahulukan.
Bisa juga muta'alak itu ditakhir (muta'alaq diletakan setelah kalimah bismilah). faidahnya adalah للإهتمام karena ada keterangan ذكر المعمول قبل عامله يفيد الإهتمام (mengucapkan ma'muul sebelum 'aamil adalah menunjukan betapa pentingnya permasalahan) seperti contoh dalam alquran إياك نعبد وإياك نستعين 


Jumlah muta'alaq bismilah yang ditakhir sama dengan jumlah muta'alaq yang ditaqdim yaitu ada tujuh, cuman bedanya cara meletakanya seperti contoh berikut ini
Tujuh contoh muta'alaq bismilah yang ditakhir dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat khos/khusus:
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف مستعينا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف تأليفا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف تأليفا متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مؤلف
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مؤلف متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم تأليفي حامل

Berikut adalah Tujuh contoh muta'alaq bismilah yang ditakhir dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat 'aam/umum:
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء مستعينا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء إبتداءً
  • بسم الله الرحمن الرحيم  أبتدء إبتداءً متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مبتدء
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مبتدء متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم إبتدئي حامل

b. Ba-nya Kalimah Bismilah
Irabnya ba dalam kalimah bismilah adalah mabni kasrah tidak mabni sukun alasanya agar tidak ibtidau bissakin, alasan mabni karena ba termasuk haraf sedangkan  setiap harap mempunyai hak untuk mabni: وكل حرف مستحق للبناء. 


Menurut kajian nahwu ba bismiliah bisa menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut:
  1. ba haraf jar zaidah, yaitu ما لايحتج إلى تعلق يتعلق به وليس لها معنا في نفسها yaitu haraf jar yang tidak membutuhkan muta'alak yang berhubungan denganya, juga tidak memiliki arti tersendiri, jika ba dalam bismilah dimaksudkan ba haraf jar zaidah maka i'robnya bismilah sebagai berikut : الباء حرف جار زائد, والإسم مبتدء مرفع بالإبتدء وعلامة رفعه ضمة مقدرة على أخره منع من ظهورها بإشتغال محال بحركة حرف جار زائد وخبره مخذوف وتقديره مبدوء به الحامل بسم الله الرحمن الرحيم مبدوء به او أبدء به بديعة قوية بحسن نية والإخلاص
  2. ba haraf jar asliyah, yaitu  ما يحتج إلى تعلق يتعلق به  ولها معنا في نفسها yaitu haraf jar yang membutuhkan muta'alaq yang bersangkutan denganya, dan juga memiliki makna tersendiri, jika dalam kalimah bismilah dimaksudkan ba haraf jar asliyah maka pasti ada muta'alak yang dibuang, jika ditampakan kira-kira seperti ini: إسم الذات الجامعة على جميع الصفة الألوهية المنعم بجلائل النعم المنعم بدقائقها أألف هذا الكتاب المسمى بألفية مثلًا حال كون مستعينا ومتباركا ليحصل البركة بذكر إسم من اسماء الله
  3. ba haraf qosamiah/ media untuk bersumpah, ba kategori ini sangat membutuhkan jawab qosam, jika ba dalam bismilah dimaksudkan ba qosamiyah maka jawab qosamnya misalkan: بسم الله الرحمن الرحيم لأألف.
Adapun makna ba yang tekandung dalam bismilah adalah sebagai ba istianah atau ba musohabah, kita tinggal milih karena keduanya juga boleh, tapi kalau yang paling tepat adalah ba bimakna isti'anah sebagaimana dijelaskan dalam kitab alfiyyah hudoriy.


c. Susunan Lafadz Ismu Terhadap Lapadz Allah
Susunan lafadz ismu terhadaf lafadz allah adalah susunan tarkib idofi, arti tarkib idofi adalah suatu kalimah yang terdiri dari mudof dan mudof ilaih, ismu adalah mudof dan lafadz allah mudof ilaih, definisi atau ta'rif dari tarkib idofi adalah نسبة تقييدية تقتض انجرار ثانهما أبدًا yaitu nisbat atau hubungan bangsa kayid yang keduanya (mudof) minta untuk dijarkan selamanya. sebab ada keterangan وحق المضاف اليه أن يكون مجرورًا بالأول. haknya mudof ilaih adalah dijarkan oleh mudof, dalam arti mudof harus selamanya menjarkan mudof ilaih.


d. Lafadz Arrahman
e. Lafadz Arrahim
lafadz arrahman dan arrahim merupakan sifat atau na'at dari lafadz allah. bentuk na'at seperti ini bisa di kotho juga bisa di itba' karena alasan man'utnya yaitu lafad allah bersifat mu'ayan/tertentu, arti mu'ayan adalah mausuf yang sudah jelas meski tidak disebutkan sebagian atau semua sifatnya. sebagaimana syaikh ibnu malik berargumen:
واقطع اواتبع إن يكن معينا ## بدونها او بعضها اقطع معلنا
Arti kotho adalah قطع الحكة الصفة بموصوفها memutuskan harkat sifat dari mausufnya, contoh بسم اللهِ الرحمنَ الرحيمّ coba lihat dicontoh itu, lafadz arrahman dan arrahim keduanya adalah nasab  sedangkan lafadz allah adalah khofad, seperti itulah yang disebut kotho. dalam pengucapan bismilah atau penulisanya bisa sembilan macam namun yang diperbolehkan hanya tujuh. yang diperbolehkan seperti contoh berikut:
الرحمن الرحيم (kasrah ba'da kasrah)

الرحمن الرحيم  (nasab ba'da kasrah)
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da kasrah)
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da rafa')
الرحمن الرحيم  (nasab ba'da nasab)
الرحمن الرحيم  (nasab ba'da rafa')
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da nasab)

tidak mungkin nasab ataupun rafa jika tidak ada amil/yang merintahnya, jika nasab berarti 'amilnya adalah fi'il takdirnya misalkan أمدح atau أعني. jika rafa'a berarti 'amilnya adalah mubtada yang dibuang wataqdiruhu hua. jika kurang faham silahkan kaji dalam alfiyyah bait di bawah ini:
وارفع اوانصب إن قطعت مضمرا ## مبتدءً لو ناصبًا لا يظهرا
catatan: yang tidak boleh adalah itba' ba'da kotho, alasan karena النعت والمنعوت كالجزء واحد antara sifat dan mausuf bagaikan satu juz yant tidak dapat terpisahkan lagi. contoh yang tidak boleh:
الرحمنِ الرحيمَ (patah setelah kasrah) dan الرحمنِ الرحيمُ (domah setelah kasrah)


Arti itba' dalam artian nahwu adalah mengikuti harkat sebelumnya contoh ِبسم اللهِ الرحمنِ الرحيم perhatikanlah lafadz arrahman dan arrahim pada contoh tersebut, keduanya khofad karena mengikuti khofadnya lafadz allah,


والله أعلم بالصواب

Al-Hikam Ibnu Atha'illah Al-Iskandari

Hikmahnya Hikam

"HIKAM" Dalam Bahasa Arab adalah bentuk jamak dari "hikmah". Dalam bahasa seharian, ketika ada orang terkena musibah maka nasihat yang diterima dari para sahabat atau gurunya adalah "Sabar ya....Ambil hikmahnya saja". Dalam bahasa Indonesia harian, "hikmah" mengandung arti "sisi baik dari sesuatu". Sepahit apapun suatu peristiwa pasti ada hikmahnya, atau ada sisi baiknya.
Dikalangan masyarakat santri dikenal ada dua sosok ulama, yaitu ulama ahli ilmu dan ulama ahli hikmah. Ulama ahli ilmu biasanya mengajarkan ilmu agama sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan. Ia juga bisa terlibat dalam perdebatan terbuka, bahkan bermujadalah dengan mengajukan berbagai macam argumen dan dalil-dalil aqly maupun naqly.

Bandar Kalimaya Banten

Agen Kalimaya Banten